Senin, 13 Februari 2012

Sejarah Singkat Desa Beber

SEJARAH SINGKAT DESA BEBER

          Awal dari kedatangan Ki Buyut Imbaraga ke tanah sunda pada tahun 1800 yang bermula dari daerah Cirebon hingga ketatar sunda merupakan awal muasal dari keberadaan Desa Beber.
          Ki Buyut Imbaraga merupakan anak dari sultan Cirebon yang bernama “ PANEMBAHAN SEPUH” hasil pernikahannya dengan “SITI HARISBAH”
          Masa kecil Ki Buyut Imbaraga dihabiskan di Cirebon. Pada masa kanak-kanak Ki Buyut Imbaraga ditinggalkan ibunya, karena  Siti Harisbah menikah lagi dengan putra kerajaan Mataram yang kemudian mendirikan kerajaan di Sumedang yang di beri nama “SUMEDANG LARANG” kemudian Ki Buyut Imbaraga masa kecilnya hanya diasuh oleh kakek dan ayahnya.
          Pada suatu saat ketika berjalan di sekitar istana Ki Buyut Imbaraga melihat beberapa ekor burung , mengapa burung ada yang kecil dan besar, kakenya menambahkan bahwa semua makhluk di lahirkan dari seorang ibu, ibu bisa melahirkan karena seorang ayah, tanpa mereka tidak bisa hadir ke dunia, maka Ki Buyut Imbaraga menanyakan “siapa ayahku?” lalu kakek menunjuk kearah sultan. Yang kemudian memeluk erat sang sultan. Namun karena situasi yang tidak  pas disaat sang sultan sedang melakukan rapat dengan para patuh akhirnya menegurnya beserta kakeknya, tanpa pikir panjang Ki Buyut kabur, karena tidak diinginkan kehadirannya, sehingga datang pada suatu tempat yang merupakan “ tempat KUDA SEMBRANI bersemayam” dia menemukan keanehan karena terdapat kotoran kuda tetapi sang kuda tidak ada di tempat tersebut. Ki Buyut menemukan rotan yang kemudian ia jadikan mainan persis kuda asli. Yang langsung membawa Ki Buyut Imbaraga jauh  hingga di tengah perjalanan tertidur, dan oleh kuda tersebut Ki Buyut Imbaraga ditinggal dan ditaruh di atas batu dekat sungai. Yang kemudian ditemukan oleh prajurit kerajaan Sumedang Larang. Kemudian Ki Buyut Imbaraga di bawa ke istana tersebut. Ternyata dengan perasaan kaget siapa yang dilihatnya tidak asing yakni “SITI HARISBAH”  yang menjadi “RATU HARISBAYA” karena suaminya meninggal dunia sehingga mengambil alih ke peminpinan. Beberapa hari kemudian Ki Buyut Imbaraga diutus ibunya untuk pulang ke Cirebon, setelah beberapa hari ia menginap di istana. Ibunya takut jika sultan mecari ki buyut imbaraga, sebelum pulang Ki Buyut diberi pepatah oleh ibunya, jika pulang nanti sebelum melewati sungai Cimanuk tidak boleh menoleh kearah belakang. Karena saking penasarannya setelah melewati Cimanuk segera ia berbalik badan, ternyata yang dilihatnya ada 4 harimau yang tadinya manusia, sedangkan jalan yang dia lewati tidak ada melainkan hutan.
          Karena telah melakukan perjalanan beberapa hari, ia beristirahat di suatu hutan yang kemudian ia berniat membuat pemukiman “BABAKAN” namun pekerjaannya belum selesai karena khawatir  harus segera ke Cirebon tidak diselesaikan akhirnya untuk sementara ia tunda, Kemudian selang beberapa hari  Ki Buyut kembali ke selatan Sumedang untuk meneruskan pekerjaannya namun setibanya disana tempat tersebut telah diambil alih oleh “EYANG PATUANAN” beliau singgah dari Mataram yang kemudian berencana membuat pemukiman. Akan tetapi Ki Buyut menolak bahwa itu daerah yang pertama ia temukan, tetapi Eyang Patuanan bersikukuh itu daerah yang pertama ditemukannya.
Karena Ki Buyut tidak ingin ada perang, maka ia menyerahkan daerah itu dengan “ipat-ipat” atau yang disebut “sumpah”. Jikalau daerah itu memang temuan Eyang Patuanan maka ia dan keluarganya akan makmur, tetapi jika bukan dia maka ia akan mendapat kesialan hingga keturunannya. Sehingga kemudian daerah tersebut bernama “Dukuh Rata”. Ternyata perkataan Ki Buyut Imbaraga benar tentang temuan tersebut bahwa tempat itu merupakan temuannya bukan temuan Eyang Patuanan, terbukti dengan seringnya kedatangan perampok ke daerah tersebut. Sehingga kemudian tempat tersebut berubah menjadi “BABAKAN BERANGKOT”. Kemudian Ki Buyut Imbaraga dapat terhindar dari perampok karena sebuah benda berupa selendang panjang yang disebut “BEUBEUR” orang sunda, karena dia orang asli Cirebon tidak bisa menyebut “eu” maka menjadi “BEBER”. Maka ia berhasil bertahan di Babakan Berangkot karena bantuan dari Beubeur tersebut yang merupakan pemberian ibunya “RATU HARISBAYA”, kemudian daerah tersebut dinamakan “BEBER”. Hingga ia berhasil bertahan dan membuat pemukiman di Beber tersebut hingga ia menikah dan mendapat keturunan yang bernama “BUYUT MASKINEM”. Ki Buyut Maskinem menikah dan melahirkan seorang anak yang bernama “EMBAH MASJAN” yang menurunkan tahta kekuasaan daerah Beber dari Ki Buyut Imbaraga beserta memberikan sebuah selendang yang disebut Beubeur secara turun temurun.
Pada tahun 1950-an terjadi pemberontakan Belanda yang dipimpin “JENDRAL WILLIAM DAENDELS” yang kemudian  Beber dipindah tempat lebih ke utara karena tempat tersebut merupakan daerah Randegan maka Randegan dipecah. Beber menjadi “KOTA BARU” karena perpindahan tersebut. Dari tahun ketahun KOTA BARU diubah menjadi BEBER.
  • Sebelah Utara Beber berbatasan dengan Randegan dan dipisahkan oleh aliran sungai Sindupraja.
  • Sebelah barat terdapat makam Buyut Maskinem.
  • Sebelah Selatan terdapat makam Ki Buyut Imbaraga.
Di Beber terdapat beberapa tradisi yaitu “MUNJUNG” yaitu mengunjungi pemakaman disaat musim penanaman padi dengan membawa beberapa makanan diantaranya “TUMPENG” ada pula “MAPAG SRI” yaitu disaat musim panen tiba. Mapag Sri sering dilaksanakan di makam Ki Buyut Imbaraga dengan mengadakan pagelaran Wayang Kulit” yang dimainkan adalah wayang kulit, karena jika wayang golek akan mendapat sial maka masyarakat keturunan Beber tidak boleh memainkan ataupun memiliki wayang golek dimanapun ia berada.

12 komentar:

  1. Asa teu ku ngarti eta sejarah,emgna jaman Deandels hirup di taun 1950-an? Lainmah taun 1791-1828

    BalasHapus
  2. ada yg bisa sy hubungi di desa ini ?? sy ada perlu ke desa ini, tp sy masih awam dg cirebon..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beber ini masuknya, kec ligung,kab majalengka,jawa barat.mba,kalau tanya desa bebermungkin sy bisa bantu,

      Hapus
  3. Mba bisa hubungi wa badzy di nomer081324301273

    BalasHapus
  4. sy kira desa beber ini masuk wilayah cirebon, bukan'a majalengka.. maaf yg betul yg mn ?

    BalasHapus
  5. klw baca ceritanya yaitu daerah selatan sumedang yaitu beber kec. ligung majalengka. klw beber cirebon mah berarti dri sumedang ke timur

    BalasHapus
  6. Maap yah saya cuman mau kasih sedikit pencerahan yah menurut buku catatan silsilah kuwu beber majalengka. Pertama ada kuwu Beber thn 1728 kw pertama masdjan(masjan)yang ke 2 Maskidjah(maskijah)yang ke 3 tajim(tayim)yang ke 29 saya tda tau namanya. Dari kuwu pertamasampe yang 29 sekarang ada catatanya mekar taun 1982. Yang mutlak salahnya taun 1950 bukan penjajahan Belanda tapi penjajahan jepang kita di usir th 1939 th 1940 sudah di kota baru...dan buyut imbaraga pertamanya masanggrahan lalu sampe jadi padepokan sampe jadi babakan barangkot sampe jadi dukuh karna banyak penjahat kesana yang hilang ahirnya dukuh itu akan dibumi hanguskan oleh belanda buyu melaporke gisti sinuhun carbon mendapat perintah sudah bubar saja pindah disananya rayakan saja jadi dukuh itu bubar dan ratakan maka disebut dukuh rata kemana pindahnya ya ke sini bertetangga dengan cibogor dinamai babakan besikurang lebih 30th mekar jadi desa namanya beber sekian dulu yah mungkin ini juga tida detail bisa di perdetail lagi yah ini cuman secara singkat saja cape yah

    BalasHapus
  7. Silahkan klik YouTube kang Odoy Channel. Yg menyajikan sejarah dan asal mula desa

    BalasHapus
  8. Ada ngaco kitu caritateh..., carogena ratu harisbaya anu ngarajaan Sumedang larang sanes trah Mataram, tapi trah Syekh Nurjati / Syekh Datuk Kahfi, kitu numutkeun naskah anu masyhurmah

    BalasHapus